PUISI Balik Hujan
Batu langit berguguran, gerimis mengundang
Datang pelangi mencuci mata
Riuh... Suara anak trotoar berdendang
Melepas selempang kepedihan yang bertahta.
Di balik hujan.......
Aku berdiri di antara batu yang bertanggalan
Menghapus jejak-jejak hitam kehidupan
Bersama anak trotoar yang
Kelaparan
Hujan datang lagi
Anak trotoar berlari mencari tempat sembunyi
Karena janji petinggi
Hanyut bersama batu yang bernyanyi
Hajun, di balik topeng anak trotoar.
Menggigil anak trotoar tercambuk sinar mentari
Topeng-topeng kepalsuan dengan janji manis menari-nari
Mencuri jati diri negeri
Di atas kursi yang kian rapuh
Topeng-topeng palsu bersikukuh
Tancapkan paku agar tak runtuh !
Tuhan....
Di balik hujan
Harapan demi harapan tergadaikan
Anak trotoar jadi sampah
Topeng-topeng palsu menjilati sumpah
Pasrah....
Di sepanjang trotoar hujan
Jadi kenangan
Kehangatan, hanya seberkas mimpi semu
Terasa manis pagi yang dini
Semakin kelam,
Semakin malam manis semakin hilang.
Tinggal pahit yang terasa, menenggelamkan semua asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar